Breaking News

Riau bagian 2

 Perjalanan saya menuju Riau dimulai dari Kabupaten Ketapang. Awalnya, saya berencana untuk mengambil penerbangan langsung dari Ketapang ke Pontianak, namun karena tiket telah habis, saya memilih jalur darat dengan menggunakan mobil travel menuju Bandara Supadio, Pontianak. Perjalanan darat malam hari ini cukup panjang dan melelahkan  

Setibanya di Bandara Supadio, saya melanjutkan penerbangan ke Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, sebelum akhirnya terbang ke Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Saat pertama kali menginjakkan kaki di bandara ini, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah kubah masjid yang megah. Setelah itu, saya langsung menuju Hotel Pangeran Pekanbaru dan tiba sekitar pukul 22.00 WIB. Belum banyak yang bisa saya eksplorasi, namun kesan pertama tentang suasana lalu lintas di Pekanbaru cukup berbeda. Sebagai pejalan kaki, saya merasa perlu ekstra hati-hati karena kendaraan di sekitar hotel tampak kurang memperhatikan pejalan kaki, sesuatu yang cukup mengejutkan bagi saya.

Malam itu, saya menyempatkan diri untuk makan malam dan ngopi di trotoar sebelum beristirahat guna mempersiapkan diri untuk pertemuan esok hari. Keesokan harinya, pertemuan berlangsung hingga pukul 12 siang, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan lapangan. Dalam perjalanan, kami singgah di Rumah Makan Minang Abas untuk makan siang, yang tentunya tidak lengkap tanpa durian sebagai pelengkap. Sesampainya di lokasi peninjauan, kami disuguhi kelapa muda yang disebut warga setempat sebagai kelapa bulan atau kelapa kopyor. Tak ketinggalan, sate Padang yang terkenal turut disajikan. Namun, karena kondisi perut yang sudah kenyang, kami akhirnya membawa sate tersebut untuk dinikmati di hotel.

Keesokan paginya, sekitar pukul 08.00, kami melanjutkan perjalanan menuju Rokan Hilir melalui tol sepanjang 140 km, lalu memasuki area perkebunan kelapa sawit. Pemandangan sepanjang perjalanan didominasi oleh hamparan kebun sawit yang luas. Sebelum sampai di tujuan, kami singgah di salah satu masjid dekat perkebunan untuk melaksanakan shalat Jumat. Di perkebunan, kami bertemu dengan seorang trainer yang memberikan banyak wawasan mengenai penanganan lahan, pemilihan bibit, perawatan, dan berbagai aspek teknis lainnya yang sangat bermanfaat. Sekitar pukul 16.00, kami berpamitan untuk kembali.

Dalam perjalanan pulang, kami singgah untuk makan malam di Dumai, tepatnya di Warung Makan Filosofi Sambal. Karena hanya singgah untuk makan, saya tidak sempat mengeksplorasi kota ini lebih jauh. Sesampainya di hotel sekitar pukul 00.00, rekan-rekan saya langsung beristirahat karena kelelahan. Namun, saya sendiri memutuskan untuk keluar hotel sekitar pukul 01.30 dini hari. Suasana di luar terasa sangat sepi, hanya ada satu toko oleh-oleh yang masih buka di depan hotel, yaitu Pondok Pangeran Durian. Saya membeli beberapa oleh-oleh yang cukup untuk dimasukkan ke dalam tas, lalu duduk sejenak menikmati es campur durian hingga pukul 02.00 sebelum akhirnya kembali ke kamar dan beristirahat.


Tidak ada komentar